Tak Lagi Minum Air Sungai yang Tercemar

Tak Lagi Minum Air Sungai yang Tercemar

Masyarakat di salah satu kampung dampingan Wahana Visi Indonesia (WVI) Area Program Sekadau di Kecamatan Nanga Taman, Sekadau, Kalimantan Barat sudah bertahun-tahun kesulitan mendapatkan air bersih. Melihat hal ini, WVI yang didukung oleh We Are Water (WAW) Foundation bersama seluruh masyarakat membantu untuk menghadirkan sumber air bersih di desa tersebut.

Kampung yang berada di wilayah pelosok ini sulit untuk dijangkau dari jalan utama desa. Perjalanan ke kampung ini membutuhkan waktu yang sangat lama karena harus melewati hutan, jembatan gantung, dan jalanan setapak. Bahkan penerangan pun tidak ada di sana.

Meski begitu, kampung tersebut dikenal dengan sumber air yang baik. Banyak anak sungai mengalir di sana. Sayangnya, keberadaan ini tetap membuat masyarakat sulit untuk mendapatkan sumber air bersih. Sungai hanya digunakan sebagai tempat untuk mandi, sementara untuk minum, masyarakat menggunakan air hujan yang dimasak.

“Dulu sebelum WVI masuk ke kampung kami, kami meminum air mentah setiap harinya tanpa kami masak. Setelah ada pelatihan dari WVI kini tidak lagi minum air mentah,” ujar Liberius Abuik (54) salah seorang warga kampung saat ditemui WVI.

Menurutnya, meski banyak mata air resapan di kampungnya, masyarakat tidak mengerti cara menganalisa debit air. Masyarakat hanya tahu menggunakan air sungai untuk mandi dan minum sekalipun sudah tercemar.

Abuik mengaku setelah mendapatkan pelatihan dari WVI, masyarakat mulai mengerti akan bahaya menggunakan air tercemar. Kemudian, masyarakat mengajukan proposal kepada WVI untuk bantuan pembangunan air bersih.

“Puji Tuhan doa kami selama ini terjawab. Kami dibantu pembangunan air bersih yang didanai oleh We Are Water Foundation,” tambah ayah tiga anak ini.

Ketua Komite Air di kampung tersebut, Sumarno, menambahkan, kampungnya akhirnya mendapatkan bantuan pembangunan konstruksi air bersih untuk bisa dialirkan langsung ke rumah-rumah warga. Proses pembangunan ini juga melibatkan warga kampung. Warga bergotong-royong melakukan pengangkutan material hingga pembangunan konstruksi.

“Dari awal sampai sekarang pembangunan air bersih ini karena dukungan dari pihak pemerintahan desa. Mereka memberikan sebuah tong air 1.800 liter yang didukung oleh pihak Wahana Visi Indonesia dan We Are Water,” jelasnya.

Veronika (15) seorang anak yang telah merasakan manfaat air bersih yang diberikan mengatakan, kini dirinya dan keluarga hanya perlu membuka keran langsung dari rumah saat ingin menggunakan air bersih.

 

Ditulis oleh: Rinso Yohanes, Staf WAW Proyek Area Program Sekadau Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait